Liputan6.com, Jakarta – Kawasaki dikabarkan tengah mengajukan paten yang berkaitan dengan girboks. Informasi yang tersiar, teknologi yang tengah dikembangkan adalah sistem quick shifter yang lebih canggih.
Ya, sejauh ini quick shifter bekerja dalam putaran tertentu. Anda bisa saja mengail atau menginjak pedal tanpa harus menarik kopling. Namun setidaknya ketika start dan berhenti bakal tetap menarik tuas.
Dan sensor baru bisa berfungsi kalau putaran mesin telah masuk di angka tertentu. Atau canggihnya, dipasang lagi auto blipper untuk mengakomodir pengendara jika tiba-tiba down shift di situasi mendadak. Malah, kadang masih terasa mengentak ketika fitur aktif.
Nah, Kawasaki bertujuan menghilangkan keresahan tadi. Mereka memasang kopling otomatis dan control unit gearbox baru ke dalam sistem quick shifter.
Bersamaan dengan ECU yang bakal terus memantau kecepatan, posisi gear, shift sensor, bukaan gas, hingga putaran mesin. Semuanya bakal bekerja sinergi agar menghasilkan transisi gigi halus.
Ketika motor sedang di kecepatan tinggi, quick shifter akan bekerja pada umumnya. Sementara jika sensor membaca pengendara memelankan motor – bahkan di titik rendah sekalipun – alias seperti hendak berhenti.
Secara otomatis elektronik menyuruh kontrol girboks menggerakkan kopling. Sehingga menciptakan transisi yang sangat mulus. Seperti benar-benar transmisi otomatis.
Bisa jadi teknologi ini pertama dipasang ke sport fairing kelas kakap mereka, bermesin 1.0-liter. Namun, belum ada informasi jika sensor bekerjasama dengan IMU (Internal Measurement Unit). Yang semestinya jadi paket agar ketika dalam posisi miring sekalipun teknologi tetap bekerja.
Beda Sama Sekali dengan DCT Honda
Apa yang dikembangkan Kawasaki beda sama sekali dengan DCT (Dual Clutch Transmission) Honda. Fokus pabrikan logo sayap burung benar-benar membuat motor bisa dioperasikan seperti mobil matic.
Pindah gigi hanya melalui tombol, atau malah tidak sama sekali. Tinggal putar gas saja dan berpindah sendiri. Beberapa model yang menggunakan teknologi ini antara lain CRF1100L Africa Twin, NC750X, Honda Gold Wings.
Cara kerjanya, rentetan gear masih tetap sama seperti manual, hanya beda urutan (N-1-2-3-4-5-6). Sementara dua kopling bertugas saat proses shifting.
Begini, kopling pertama menggerakkan gigi ganjil, sementara yang satunya bertanggung jawab pada gigi genap. Jadi saat proses perpindahan dari satu ke dua misalnya, gigi satu sebetulnya masih terhubung tanpa dapat tekanan dari crankshaft. Seperti estafet yang begitu halus. Alhasil, proses shifting semakin cepat sekaligus lembut.
Pilihan modenya pun ada dua (D dan S), seperti di mobil. D untuk melaju dengan karakter rpm moderat, alias normal. Sehingga keseimbangan antara keluaran tenaga dan efisiensi bahan bakar bisa tercipta. Mode ini pas untuk digunakan harian.
Lantas yang S, atau kami interpretasikan sebagai sport, tentu menakar perpindahan gigi di putaran yang agak tinggi, supaya lebih agresif.
Sumber: Oto.com